Terulang Kembali
Lagi, untuk kesekian kalinya ku diperdaya oleh lelaki
Dia datang membawa kebahagian semu bagiku
Dia datang dengan segudang kejutan yang tak terpungkiri
Dia datang dengan segudang kejutan yang tak terpungkiri
Lagi, untuk kesekian kalinya ku diperdaya oleh cinta
Perasaan itu sederas sungai tapi berhenti seiring waktu
Perasaan itu terasa ketika merasa ada hal yang menggelitik perutmu
Perasaan itu terasa ketika merasa ada hal yang menggelitik perutmu
Apakah kau perlu mengetahui bahwa kau adalah penyegar ragaku
Apakah kau perlu mengetahui bahwa kau adalah penyejuk jiwaku
Apakah kau perlu mengetahui bahwa kau adalah jua penenang batinku wahai kasih
Apakah kau perlu mengetahui bahwa kau adalah penyejuk jiwaku
Apakah kau perlu mengetahui bahwa kau adalah jua penenang batinku wahai kasih
Namun memang tak dapat dipungkuri ketika kita bersama aku merasakan kegelisahan
Namun memang tak dapat dipungkuri ketika kita bersama aku merasakan kerisauan batin
Namun memang tak dapat dipungkuri ketika kita bersama aku merasakan kegundah gulananya hati
Namun memang tak dapat dipungkuri ketika kita bersama aku merasakan kerisauan batin
Namun memang tak dapat dipungkuri ketika kita bersama aku merasakan kegundah gulananya hati
Bodoh memang aku membuatmu merasa terkekang
Bodoh memang aku membuatmu merasa risih atas kecengenganku
Bodoh memang aku membuatmu merasa tak menyayangiku lagi
Bodoh memang aku tak mempertahankan hubungan yang memang sudah hancur
Bodoh memang aku membuatmu merasa risih atas kecengenganku
Bodoh memang aku membuatmu merasa tak menyayangiku lagi
Bodoh memang aku tak mempertahankan hubungan yang memang sudah hancur
Aku tau kakanda bahwa kamu sudah mempunyai gadis lain
Aku tau kakanda sayang bahwa bahwa kamu sudah mengincar gadis itu
Aku taukakanda sayang bahwa kamu sudah mempunyai tambatan hati lain yang lebih bersahaja daripada aku
Aku tau kakanda sayang bahwa bahwa kamu sudah mengincar gadis itu
Aku taukakanda sayang bahwa kamu sudah mempunyai tambatan hati lain yang lebih bersahaja daripada aku
This for you R.P
Puisi 1
Setiap ku...
Merenungi tentangmu
Mengingat tentangmu
Merasa kau berada di sisi
Dan setiap itu pula...
Aku merasa sepi
Aku merasa bersalah
Aku resah
Lalu kini ku mulai terbiasa...
Tanpa kehadiranmu
Melakukan semua tanpamu
Berusaha terlihat bahagia di depan orang banyak
Kini ku berusaha...
Mereakanmu
Melupakanmu
Menghapus jejakmu
Walaupun ku tahu hal itu tidak mudah untuk ku lakukan
Merenungi tentangmu
Mengingat tentangmu
Merasa kau berada di sisi
Dan setiap itu pula...
Aku merasa sepi
Aku merasa bersalah
Aku resah
Lalu kini ku mulai terbiasa...
Tanpa kehadiranmu
Melakukan semua tanpamu
Berusaha terlihat bahagia di depan orang banyak
Kini ku berusaha...
Mereakanmu
Melupakanmu
Menghapus jejakmu
Walaupun ku tahu hal itu tidak mudah untuk ku lakukan
BERUCAP
Kau sempat ucapkan janji semanis madu
Siapapun pasti akan terbuai bual ucapan selembut gulali itu
Janji janjimu itu bak kandidat parpol jalanan
Janjimu itu manis namun berbisa
Kau sempat berucap jua jika kita tak kan berpisah
Tak akan ada yang mampu memisahkan bahkan Tuhan sekalipun
Betapa polosnya dirimu
Dan betapa bodohnya aku
Namun Tuhan tertawa ya Tuhan tertawa atas kelancanganmu berucap selaknat itu
Dia sudah merencanakan renaca lain rencana yang mungkin akan menghancurkan kita atau lebih tepatnya aku
Awalnya ku kira kita hancur karena perpisahan ini ya ku kira
Tapi setelah aku menyadari kau malah berbahagia bersanding dengan wanita berparas elok
Benci
Benci…
Ketika kepercayaan digadaikan
Ketika sepasang kekasih yang saling mencintai bertengkar
Mempersoalkan hal yang tidak berguna
Benci…
Di saat perasaan kita sehangat sinar mentari secerah bulan purnama
Dia datang bagaikan badai memporak-porandakan segalanya
Dia datang menghancurkan dinding perthanan kami
Benci…
Saat sepi menerpaku berkali-kali
Saat pedih tak tertahankan
Tak tauhkah kau bahwa hati ini serapuh kertas
Tak tauhkah kau bahwa air mata ini telah habis
Masih
adakah namaku dalam hatimu
Masih bolehkah aku meminta sisa cintamu
Ku Takut
Ku
takut…
bila ku jatuh cinta
bila nanti ku tersakiti
bila nanti kau seperti yang lain
Ku
takut…
bagaimana bila nanti kau menyakitiku
bila kita mengawali pasti akan ada salah satu dari kita mengakhiri
bila kau melupakanku
Ah
sudahlah…
Biarkan perasaan ini mengalir seperti sungai
Biarkan perasaan ini sehangat matahari di pagi hari
Biarkan perasaan ini seterang bulan purnama
Dan akan menjadi badai di suatu hari nanti
Kau sempat ucapkan janji semanis madu
Siapapun pasti akan terbuai bual ucapan selembut gulali itu
Janji janjimu itu bak kandidat parpol jalanan
Janjimu itu manis namun berbisa
Kau sempat berucap jua jika kita tak kan berpisah
Tak akan ada yang mampu memisahkan bahkan Tuhan sekalipun
Betapa polosnya dirimu
Dan betapa bodohnya aku
Janji janjimu itu bak kandidat parpol jalanan
Janjimu itu manis namun berbisa
Kau sempat berucap jua jika kita tak kan berpisah
Tak akan ada yang mampu memisahkan bahkan Tuhan sekalipun
Betapa polosnya dirimu
Dan betapa bodohnya aku
Namun Tuhan tertawa ya Tuhan tertawa atas kelancanganmu berucap selaknat itu
Dia sudah merencanakan renaca lain rencana yang mungkin akan menghancurkan kita atau lebih tepatnya aku
Awalnya ku kira kita hancur karena perpisahan ini ya ku kira
Tapi setelah aku menyadari kau malah berbahagia bersanding dengan wanita berparas elok
Benci…
Ketika kepercayaan digadaikan
Ketika sepasang kekasih yang saling mencintai bertengkar
Mempersoalkan hal yang tidak berguna
Ku
takut…
bila ku jatuh cinta
bila nanti ku tersakiti
bila nanti kau seperti yang lain
Dia sudah merencanakan renaca lain rencana yang mungkin akan menghancurkan kita atau lebih tepatnya aku
Awalnya ku kira kita hancur karena perpisahan ini ya ku kira
Tapi setelah aku menyadari kau malah berbahagia bersanding dengan wanita berparas elok
Benci
Ketika kepercayaan digadaikan
Ketika sepasang kekasih yang saling mencintai bertengkar
Mempersoalkan hal yang tidak berguna
Benci…
Di saat perasaan kita sehangat sinar mentari secerah bulan purnama
Dia datang bagaikan badai memporak-porandakan segalanya
Dia datang menghancurkan dinding perthanan kami
Di saat perasaan kita sehangat sinar mentari secerah bulan purnama
Dia datang bagaikan badai memporak-porandakan segalanya
Dia datang menghancurkan dinding perthanan kami
Benci…
Saat sepi menerpaku berkali-kali
Saat pedih tak tertahankan
Tak tauhkah kau bahwa hati ini serapuh kertas
Tak tauhkah kau bahwa air mata ini telah habis
Saat sepi menerpaku berkali-kali
Saat pedih tak tertahankan
Tak tauhkah kau bahwa hati ini serapuh kertas
Tak tauhkah kau bahwa air mata ini telah habis
Masih
adakah namaku dalam hatimu
Masih bolehkah aku meminta sisa cintamu
Masih bolehkah aku meminta sisa cintamu
Ku Takut
bila ku jatuh cinta
bila nanti ku tersakiti
bila nanti kau seperti yang lain
Ku
takut…
bagaimana bila nanti kau menyakitiku
bila kita mengawali pasti akan ada salah satu dari kita mengakhiri
bila kau melupakanku
bagaimana bila nanti kau menyakitiku
bila kita mengawali pasti akan ada salah satu dari kita mengakhiri
bila kau melupakanku
Ah
sudahlah…
Biarkan perasaan ini mengalir seperti sungai
Biarkan perasaan ini sehangat matahari di pagi hari
Biarkan perasaan ini seterang bulan purnama
Dan akan menjadi badai di suatu hari nanti
Biarkan perasaan ini mengalir seperti sungai
Biarkan perasaan ini sehangat matahari di pagi hari
Biarkan perasaan ini seterang bulan purnama
Dan akan menjadi badai di suatu hari nanti
Puisi 2
Aku lelah terhadap semua
keangkuhanku
kepura-puraanku
ketegaranku
Percayalah setiap doaku namamu selalu terucap
Dalam setiap kesendirianku aku selalu merasakan kehadiranmu
dalam setiap kesusahan yang kudapati kau merasakan bantuanmu
dalam setiap malamku selalu kuimpikan kehadiranmu di sisiku
keangkuhanku
kepura-puraanku
ketegaranku
Percayalah setiap doaku namamu selalu terucap
Dalam setiap kesendirianku aku selalu merasakan kehadiranmu
dalam setiap kesusahan yang kudapati kau merasakan bantuanmu
dalam setiap malamku selalu kuimpikan kehadiranmu di sisiku
Puisi 3
Masa Lalu
Masa lalu memang tidak semudah kita menutup buku ketika kita ingin mengulang atau menuju ke halaman lainnya.
Masa lalu juga yang membuat warna di kehidupan. Entah cerah atau kelabu
Masa lalu juga pasti melekat di kehidupan kita. Dan tanpa sengaja pasti kita melihat ke masa lalu tersebut.
Masa lalu membuat kita belajar akan kesalahan yang diperbuat. Untuk bekal masa kini dan masa depan.
Begitu juga denganmu, aku tak bisa kembali ke masa lalu untuk..
Memelukmu lagi
Mendekamu lagi
Melindungimu lagi
Karena kesalahan yang telah kuperbuat kau
Pergi menjauh dariku
Menjalin hubungan bersama yang lain
Meninggalkanku sendiri
Masa lalu memang tidak semudah kita menutup buku ketika kita ingin mengulang atau menuju ke halaman lainnya.
Masa lalu juga yang membuat warna di kehidupan. Entah cerah atau kelabu
Masa lalu juga pasti melekat di kehidupan kita. Dan tanpa sengaja pasti kita melihat ke masa lalu tersebut.
Masa lalu membuat kita belajar akan kesalahan yang diperbuat. Untuk bekal masa kini dan masa depan.
Begitu juga denganmu, aku tak bisa kembali ke masa lalu untuk..
Memelukmu lagi
Mendekamu lagi
Melindungimu lagi
Karena kesalahan yang telah kuperbuat kau
Pergi menjauh dariku
Menjalin hubungan bersama yang lain
Meninggalkanku sendiri
Puisi 4
Malam hari itu aku lebih berhati-hati
Agar tidak jatuh ke lubang yang sama
Lubang yang memberi kebahagian dan kesedihan
Lubang yang dicari mayoritas orang untuk jatuh kembali ke dasar
Lubang yang dicari atas dasar suka sama suka
Tapi lubang ini tidak diinginkan minoritas orang untuk jatuh lagi ke dalam apalagi ke dasarnya
Lubang tersebut biasa disebut cinta
Atau aku lebih suka menyebutnya kehancuran
Mengapa? Karena di lubang yang sama itu lah aku masih terjatuh dan terpuruk tanpa ada yang menyadarinya
Agar tidak jatuh ke lubang yang sama
Lubang yang memberi kebahagian dan kesedihan
Lubang yang dicari mayoritas orang untuk jatuh kembali ke dasar
Lubang yang dicari atas dasar suka sama suka
Tapi lubang ini tidak diinginkan minoritas orang untuk jatuh lagi ke dalam apalagi ke dasarnya
Lubang tersebut biasa disebut cinta
Atau aku lebih suka menyebutnya kehancuran
Mengapa? Karena di lubang yang sama itu lah aku masih terjatuh dan terpuruk tanpa ada yang menyadarinya
No comments:
Post a Comment